KONSEP KOMUNIKASI DALAM ISLAM
Kemampuan
berkomunikasi secara efektif berperan
penting dalam menyampaikan pikiran dan
pandangan terhadap orang lain. Tanpa komunikasi, tidak ada
jalan untuk mengungkapkan pikiran, ide dan perasaan. Pentingnya komunikasi menjadi sangat terasa
di saat anda mengemban sebuah misi atau dalam rangka menyampaikan suatu
maksud. Tanpa alat komunikasi, anda akan tersisihkan. Kemampuan berkomunikasi secara tepat menjadi
sangat penting ketika kemampuan ini biasanya di anggap mudah dan dipandang
sebelah mata. Komunikasi adalah kebutuhan karena kita perlu mengerti
pesan dan menyampaikan ide-ide.
Pentingnya komunikasi bersifat mendasar dalam keberhasilan apapun karena
kita perlu mengenai sampai kepada orang-orang agar menjadi misi/maksud
kita tersampaikan.
Allah
SWT menciptakan manusia dengan fungsi dasar, untuk berkomunikasi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dia
telah menguji Adam untuk berbicara
dan memahami” (QS. 55 : 4). Nabi
Muhammad SAW menggunakan komunikasi lisan maupun tulisan
disesuaikan dengan kebutuhan. Dia menggunakan
komunikasi tertulis jika pesan yang ingin ia sampaikan untuk masa yang akan datang atau untuk menjadi rujukan dan Nabi
menggunakan komunikasi lisan jika pesan harus segera disampaikan.
Nabi
Muhammad SAW telah menekankan pentingnya komunikasi tertulis karena bentuk ini dapat dipertahankan
dan menjadi rujukan masa depan. Satu
contoh paling penting dari bentuk komunikasi ini adalah Al-Quran yang
dituliskan dan dipertahankan sejak pertama diturunkan. Al Qur’an dituliskan pada lembaran-lembaran
tulang belulang, kulit-kulit hewan dan pelepah kurma. Tidak lama setelah wafatnya Rasulullah SAW,
Al-Qur’an disatukan di susun dalam satu buku pada masa Khalifah Abu Bakar dan
atas anjuran Umar Bin Khatab.
Sampai saat ini Al-Qur’an menjadi keajaiban/Mukjizat hidup terbesar di dunia. Al-Qur’an pertama kali di wahyukan lebih dari
1430 tahun yang lalu dan bahkan sampai saat ini tidak ada sedikitpun yang
berubah. Ketika kita membandingkan
cetakan pertama Al-Qur’an dengan yang ada saat ini, kita tidak akan menemukan
perbedaan. Sampai
saat ini telah terdapat jutaan cetak Al-Qur’an di seluruh dunia
dan kesemua cetakan itu sama. Ayat-ayat
yang kita baca saat ini sama dengan ayat-ayat yang
dibaca Nabi Muhammad SAW dan saat ini Al-Qur’an berperan sebagai panduan umat
manusia di dunia. Adakah contoh bentuk komunikasi lebih baik yang dapat
bertahan lebih dari 14 abad?
Ketika
Nabi Muhammad, mengajak banyak raja untuk memeluk Islam, dia menggunakan media komunikasi tulisan untuk menyampaikannya. Karena dia tidak bisa menemui semuanya orang per orang, dia
menggunakan bentuk komunikasi tertulis dan mengirimkannya
melalui salah satu sahabatnya. Dia
menulis surat kepada Ashamah bin Al-Abjar-Raja Abyssnia (Ethopia sekarang), sebuah surat kepada Juray bin Matta (Muqawqis)-Raja Mesir, sebuah surat
kepada Chosroes-Kaisar Persia, sebuah surat kepada
Heraclius-Kaisar Byzantium, kepada Mundhir bin Sawa-Gubernur
Bahran, kepada Handhah bin Ali-Gubernur Yamamah-kepada Al-Haristh bin Abi Shimr Al-Ghassani-Raja Damaskus dan kepada
Abd bin Al-Julandai dan Saudaranya Jaifer-Raja Oman.
Saat ini umat muslim telah menggunakan berbagai macam alat untuk
menyebarkan pesan-pesan Islam, mereka
menggunakan buklet, pamfel, foder dan lain-lain.
Allah
juga menyuruh umat manusia mengenai apa yang harus disampaikan dalam
pembicaraannya. Allah berfirman “Dan yang lebih baik perkataannya di antara
kalian adalah yang mengajak kepada Allah dan melaksanakan
kebaikan dan berkata, “Sungguh saya adalah seorang muslim”. (QS. 41:33).
Dalam
ayat ini Allah menyampaikan bahwa pembicaraan yang baik adalah yang mengajak
kepada Allah. Betapa hebatnya kitab
Al-qur’an yang juga menyuruh pembacanya apa yang harus mereka katakan agar
menjadi manusia yang lebih baik.
Al-qur’an menyuratkan bahwa banyak
transaksi utang harus dituliskan. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an : “Wahai orang yang beriman, jika engkau
berutang untuk jangka waktu tertentu, hendaklah engkau tuliskan, dan mintalah
seorang juru tulis menuliskannya. Jangan
biarkan dia menolak, untuk menuliskannya karena Allah
telah mengajarinya.
Biarkanlah dia menulis dan biarkanlah yang
mempunyai kewajiban (misalkan si pengutang) membacakan dan takutlah dia kepada
Alloh, Tuhannya, dan jangan tinggalkan ini” (QS. 2:
282).
Transaksi utang juga harus dituliskan dan jangan
biarkan keraguan atau rasa malas menghalangi pencatatan ini. Keadaan ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an menjelaskan pentingnya pencatatan transaksi keuangan di atas
kertas yang merupakan bentuk komunikasi tertulis.
Dalam menyeru orang untuk
melaksanakan shalat, banyak cara dilakukan walalupun adzan menjadi salah satu
pilihan terakhir yang merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan. Adzan juga dianggap sebagai serusan resmi
sholat. “Ketika jumlah umat muslim
meningkat, banyak orang membicarakan
bagaimana umat muslim mengetahui waktu sholat, dengan cara yang banyak di
ketahui orang, ada yang menyarankan menyalakan api (pada waktu shalat), ada
juga yang menyarankan membunyikan bell. Bilal diperintahkan untuk melantunkan adzan (
Al-Bukhari).
Adzan telah menjadi alat yang
efektif dan kuat yang mengingatkan orang-orang terhadap ketika mereka sibuk
dengan urusan-urusan dunia dan pribadi.
Ketika Bilal
berdiri dan melantunkan adzan, suara Bilal digemakan di seluruh Madinah dan orang-orang bergegas ke Masjid Nabawi.
Dan
saat ini komunikasi ini telah
menjadi salah satu keajaiban hidup dalam Islam.
Jawa, Sumatera, Kalimatan dan Sulawesi merupakan kata-kata (pulau) besar
di Indonesia. Ketika subuh di timur
Sulawesi sekitar jam 5.30 waktu setempat, Adzan subuh di mulai, Ribuan Muazin
di Indonesia mulai mengumandangkan Adzan.
Kemudian adzan melewati berbagai Negara dan akhirnya mencapai Samudera
Atlantik. Sebelum Adzan mencapai pesisir
Samudera Atlatntik Adzan dhuhur sudah di mulai di Indonesia timur. Jika kita mengamati kejadian ini dengan
cermat, kita dapat menyimpulkan satu kenyataan menakjubkan bahwa tidak ada satu
saat pun ketika ratusan ribu muadzin beradzan tak terdengar suara adzan di bumi
ini.
Khutbah jum’at merupakan bentuk
kontak komunikasi kuat lainnya yang digunakan
untuk komunikasi massa. Khutbah ini digunakan sebagai media yang
sangat kuat untuk menyampaikan pesan-pesan agama terhadap umat muslim.
Orang-orang berpendidikan dapat mencari ilmu dengan membaca buku, namun khutbah
jum’at merupakan media yang sangat penting untuk mengajarkan dan membimbing
orang-orang yang tidak berpendidikan dan orang-orang yang buta huruf karena khutbah ini menjadi
satu-satunya sumber bimbingan untuk mereka.
Tujuan
utama khutbah Jum’at adalah untuk mendidik, menginspirasi, membimbing dan menguatkan keimanan jamaah dengan
memberikan dorongan, harapan dan bimbingan untuk
kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada ajaran Al-Qur’an, Sunnah Nabi dan
hukum-hukum Islam pada umumnya agar jamaah
membaca dan mempelajari lebih
jauh tentang Islam pada umumnya pesan khutbah pada khususnya dengan harapan dapat meningkatkan
keimanan mereka. Khutbah Jum’at
juga bertujuan untuk memberi solusi-solusi masalah kehidupan, atau ajakan-ajakan perbaikan, mengembangkan
sikap, toleransi, terlepas dari ras,
kebangsaan, keyakinan,
gender, tujuan hidup dan ketidakmampuan
dan untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan yang tentunya menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan terhadap agama lain.
Seiring berjalanya waktu, tujuan utama khutbah Jum’at
semakin melemah. Banyak sekali khatib yang
menghabiskan waktu 30-40 menit untuk menceritakan kisah-kisah dan menitikberatkan pada masalah-masalah yang sebenarnya tidak terlalu penting. Jika
jika khutbah Jum’at dilakukan
secara efektif, saat
ini kita dapat menyaksikan
perubahan drastis dalam
sikap dan sifat umat
muslim.
Nabi Muhammad SAW juga
menggunakan media dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat luas. Dua contoh terbaik dia lakukan ketika berdakwah
di gunung As-shafa
dan di dakwah terakhir yang dia sampaikan
ketika ibadah haji. Pesan pertama dan terakhir nabi Muhammad SAW disampaikan
melalui dakwah sebagai pesan yang harus dikomunikasikan terhadap khalayak
banyak.
Dari Al-quran dan Sunah Nabi SAW, kita juga harus mempelajari apa yang harus
dilakukan dan yang jangan dilakukan dalam berkomunikasi. Kita harus bicara
jujur, benar, baik, menyapa orang dengan lembut, berterima kasih terhadap orang dan berbicara sopan serta lainnya. Kita diperintahkan untuk jangan berdusta, menggunjing, berbicara
dengan nada keras kepada orang tua, dan yang lebih tua atau siapa saja, mengejek, mencemooh
orang dengan nama pangilan buruk, membiasakan
berbicara kasar, kotor dan lain-lain. Semua perintah dan larangan ini menuntun
seorang muslim menjadi orang yang baik. Maka
dari itu komunikasi membantu
seseorang menjadi manusia yang lebih baik.
Pada satu sisi Islam memerintahkan kita
berbicara dengan suara yang lemah
lembut terhadap orang tua atau yang lebih tua tapi di sisi lain Islam menganjurkan perempuan untuk tidak berbicara lemah
lembut pada orang asing. Allah berfirman dalam Al-Qur’an “Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain
jika kamu bertakwa maka jangalah kamu tuduk dalam berbicara
sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
perkataan yang baik.”
Pada
umumnya, suara perempuan bernada lembut dan ketika mereka berbicara dengan nada
yang lembut orang yang mendengarnya akan berpikiran lain. Maka dari itu Allah
memerintahkan jika perempuan sedang berbicara dengan laki-laki, dia tidak boleh
berbicara dengan suara yang di buat-buat. Dan jika ini untuk kebaikan, setiap
perempuan harus mengikutinya. Walaupun anjuran ini untuk para istri nabi, hal
ini bukan berarti hanya untuk mereka, tapi juga untuk perempuan pada umumnya. Hal
ini berarti bahwa para istri nabi harus
mengikutinya dan harus sangat berhati-hati tentang anjuran ini. Maka dari itu
untuk menghindari sumber hasrat dan godaan laki-laki, Islam mengharuskan
perempuan berbicara dengan nada yang tinggi. Nabi Muhammad SAW bersabda “Dia
yang sungguh beriman kepada Alloh dan hari akhir harus berbicara baik atau diam
“(Bukhari dan Muslim). Hadits Nabi
ini menjelaskan prinsip komunikasi
seseorang bahwa dia ingin berbicara, dia harus berbicara baik atau dia
sebaiknya diam saja.
Diantara
semua larangan mengenai berkomunikasi yang paling menjadi perhatian adalah
menggunjing dimana Al-Qur’an sangat
melarangnya dan Nabi Muhammad SAW sangat tidak menyukainya. Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur’an ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang diantara
kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kedapa Alloh. Susungguhnya
Alloh Maha
Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang. (QS. 49:12)
Allah berfirman dalam Al-Quran “Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti, agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS.
49:6). Dalam ayat ini Alloh
menjelaskan bahwa jika seseorang datang membawa berita, yang kita harus tidak jujur, kita
harus mencari kebenarannya
sebelum menyebarkannya
kepada orang lain kerena jika
salah dibagi/disebarkan, kabar
ini akan menuntun ke arah salah paham, konflik dan akan menggangu rasa damai yang ada
di masyarakat.
Pada umumnya, orang-orang memutuskan tali silaturahmi seperti
bukan hal besar,
saudara sekandung tidak berbicara satu sama lain selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan pun
terjadi. Sebenarnya orang berhenti komunikasi dengan orang lain untuk menurunkan amarah. Tapi
Nabi Muhammad SAW menyuruh orang untuk
tidak memutus hubungan dengan saudaranya. Dia bersabda “Tidak baik bagi seorang muslim untuk memusuhi muslim yang lain lebih dari tiga hari, dan
bagi siapa saja yang melakukannya lebih dari tiga hari, dan kemudian dia
meninggal, pastinya dia masuk neraka (Abu
Dawud), maka dari itu komunikasi memiliki peranan yang penting, tidak saling
berbicara dan meninggalkan dalam keadaan itu akan menyebabkannya masuk neraka.
Komunikasi bukan hanya menjadi alat berbagi ide dan pikiran juga menjadi alat perekat
dan memperkuat persaudaraan.
Nabi Muhammad SAW bersabda : “memberi
saya jaminan keamanan apa yang ada diantara mulutnya dan apa yang ada diantar
kakinya,saya menjamin masuk firdaus (Bukhari Muslim). Apa yang ada diantara
mulutnya adalah lidah/lisan,yang digunakan untuk berkomunikasi,dari hadist ini
seseorang akan tahu pentingnya dalam berkomunikasi dapat membawa kita ke syurga
sebagai jaminan dari Nabi tercinta kita
Setiap tindakan dalam Islam terjadi di seputar dalam
berkomunikasi. Komunikasi berperan sangat penting dalam kehidupan karena
komunikasi bertindak sebagai sumber
informasi membantu orang bersosialisasi, mengubah sikap seseorang dan hal
lainya. Islam menjelaskan pentingnya komunikasi tertulis khususnya yang harus
dipertahankan untuk masa yang akan datang. Suatu contoh terbaik dalam hal
mempertahankan informasi adalah Al-qur’an . Islam telah menggunakan komunikasi
lisan untuk mengundang dan menggajak orang. Dua contohnya berupa adzan dan
dakwah dimana pesan-pesan dapat satu waktu bersamaan. Komunikasi menuntun
masyarakat kearah pemahaman, kedekatan dan tolong menolong.
Komentar