Langsung ke konten utama

Unggulan

skenario sidang mediasi

Penetapan Penunjukan Mediator : PENETAPAN Nomor : 001/Pdt.G/2015/PS.SNC. Ketua Majelis Pengadilan Semu Syekh Nurjati Cirebon ; Membaca surat gugatan tertanggal 18 Maret 2015 Nomor : 001/Pdt.G/2015/PS.SNC. dalam perkara antara : ROSINAH BINTI VALENTINO ROSSID , sebagai Penggugat ; Melawan : NAHRUL BIN HAYAT , sebagai Tergugat ; Membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Semu Syekh Nurjati Cirebon tertanggal 18 Maret 2015 Nomor : 001/Pdt.G/2015/PS.SNC. tentang Penunjukan Majelis Hakim; Membaca, Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Semu Syekh Nurjati Cirebon tertanggal 18 Maret 2015 Nomor : 001/Pdt.G/2015/PS.SNC. tentang Penetapan Hari Sidang ; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat dan Tergugat hadir di persidangan ; Menimbang, bahwa dalam usaha mendamaikan para pihak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 130 HIR/154 RBg dan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Ketua Majlis Hakim menerang...

Dakwah

Dakwah Pinggiran
Studi Fenomenologi terhadap Diskusi Keagamaan di Toko Kebul Cibiru Bandung
Latar Belakang
Dakwah merupakan seruan kepada nilai-nilai kebaikan, khususnya nilai-nilai keislaman. Menurut Muhammad Al-Bahby dakwah merupakan perubahan suatu situasi ke situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam.[1] Pada dasarnya pola dakwah tidak jauh berbeda dengan pola komunikasi yaitu da’i – pesan – uslub – media – mad’u[2]. kegiatan dakwah juga tidak menuntut mad’u yang banyak, atau dilakukan di ruang terbuka, seperti kegiatan ceramah dan lain sebagainya. Kegiatan dakwah juga dapat dilakukan dengan melakukan diskusi-diskusi ringan atau obrolan-obrolan santai, asalkan pesan dakwah tetap tersampaikan dengan baik, karena hakikat dari kegiatan dakwah adalah tersampaikanya suatu pesan dakwah dari seorang da’i kepada mad’unya. Dalam pelaksanaanya, kegiatan dakwah dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, baik itu tempat formal seperti sekolah, kantor, kampus, maupun tempat non-formal seperti: masjid, pesantren, dan tempat-tempat lainya, tak terkecuali di sebuah toko sekalipun.
Toko Kebul, merupakan salah satu toko buku yang hampir setiap hari terjadi suatu kegiatan perdiskusian atau obrolan santai, mengenai hal ihwal keislaman, baik itu Tasawuf, Fiqih, Tauhid, Filsafat, dan lain sebagainya. Pada awalnya, obrolan di toko Kebul hanyalah berkutat tentang isi buku yang dijual oleh toko tersebut, namun lambat laun, obrolan tersebut berkembang menjadi obrolan tentang kajian keislaman yang lebih luas, bahkan tak jarang melahirkan “fatwa” baru. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Habermas tentang sejarah terbentuknya ruang publik. Menurut Habermas, ruang publik sejatinya terbentuk dari kedai-kedai minum di Eropa abad Pencerahan, yang pada mulanya, orang-orang hanya membicarakan tentang bisnis, namun lambat laun obrolan tersebut berkembang menjadi obrolan tentang masalah kemasyarakatan yang lebih luas[3].
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut, tentang bagaimana sebuah obrolan santai di toko Kebul tersebut berkembang menjadi sebuah ruang dakwah baru yang oleh peneliti disebut sebagai Dakwah Pinggiran.
Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana obrolan santai di Toko Kebul berkembang menjadi ruang dakwah? (2) Bagaimana klasifikasi mad’u yang sesuai untuk kegiatan dakwah pinggiran di Toko Kebul? (3) Bagaimana media yang digunakan dalam kegiatan dakwah pinggiran di Toko Kebul?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui bagaimana obrolan santai di Toko Kebul berkembang menjadi ruang dakwah? (2) Untuk mengetahui klasifikasi mad’u yang sesuai untuk kegiatan dakwah pinggiran di Toko Kebul? (3) Untuk mengetahui media yang digunakan dalam kegiatan dakwah pinggiran di Toko Kebul?
Perkiraan teori
            Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teori yang dianggap tepat untuk menjawab permasalahan yang telah peneliti rumuskan diatas. Pertama, peneliti akan menggunakan teori fenomenologi untuk menangkap dan mengurai fenomena obrolan santai di toko Kebul yang lambat laun berkembang menjadi ruang dakwah. Kedua, peneliti akan menggunakan teori unsur-unsur dakwah untuk mengidentifikasi media yang digunakan dalam kegiatan dakwah tersebut, juga untuk mengetahui klasifikasi mad’u yang seperti apa, yang sesuai untuk kegiatan dakwah pinggiran tersebut.




[1] Munadi, D. Psikologi Dakwah. Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gungung Djati  Bandung. (2002).
[2] Safei, A. A., & Muhyiddin, A. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia.(2002).
[3] Jurgen Habermas. The Structural Transformation Of The Public Sphere: An Inquiry Into a Category Of Bourgeois Society. Terj. Yudi Santoso, Ruang Publik: Sebuah Kajian Tentang Ketegori Masyarakat Borjuis. Bantul: Kreasi Wacana Offset, Cet-5 (2015)

Komentar

Postingan Populer